Lewat itu senyum, ia beranjak dari pandangan
Dan lekuk-lekuk angin membuatnya samar
Sambil perih berputar, mengeluhkan pamitan
Langkah kakinya luput di kejauhan
Bagi jejak terakhir yang tertinggal
Masih hangat, sehangat pertemuan
Adapun dibaliknya tarian pisau:
Tajam !
Sebagai penanda berai air mata
Kala hati dipaksa tegar dalam tawa
Telah kumaknai arti lambaian tangan,
Juga tawarnya sebuah kecupan
Yang...
Pada gemawan tidak tetap warna serta rupa
Tapi nyanyian hujan selalu sama kedengaran
Layak diri: habis terkikis
Tetes-tetes hujan,
Dimana takkan cukup tinggi tegakku...
4 Komentar
masih terasa ada perubahan dibanding puisi dulu, tapi tetap terasa dalam, apakah ada pengaruh dari pola pikir ya :)
maaf baru dibls sob ...
iya sob, mencoba dalam eksplorasi kata2 tapi tanpa menghilangkan maknanya
maknanya dalem seperti butiran air yg terpndam,,, b:
e: trims kk, tar ane berkunjung balik
Posting Komentar