Untuk Bapak

Dari mana aku harus memulai?
Sebab memikirkannya saja mataku sudah dibuat berkaca-kaca, apalagi untuk menuliskannya disini dalam barisan kata-kata.
Tapi sudahlah...
Aku lelaki, aku harus kuat agar terbiasa dalam menghadapi segala persoalan.

Kuhitung-hitung hampir berusia 20 tahun-an usia pernikahan antara ibuku dengan almarhum.
Bukan waktu yang pendek sebenarnya untuk dapat memisahkan keduanya atas dasar bahtera rumah tangga yang sudah sekian lama mereka arungi bersama, dalam suka dan duka.
Tapi bagaimanapun juga, inilah hidup, kejam dan tidak bisa ditawar.

Sudah cukup lama beliau tiada, menyisakan kenangan, membuat ibuku kembali menjanda untuk kali kedua.
Ya...bapakku, almarhum T.Subandipradja adalah sosok yang berjasa dan takkan pernah terganti
Diangkatnya derajat ibuku semasa dulu masih menyandang status janda muda, buah perceraiannya dari bapak kandungku.
Dengan aku yang masih ingusan, yang masih buta akan kehidupan.

26 Maret 2009.
Aku ingat hari itu hari kamis, hari yang takkan pernah bisa aku lupakan.
Saat langit membawa ruhnya, saat bumi mendekap tubuhnya dalam tidur yang abadi.
Saat berpasang-pasang mata menangisinya, termasuk aku.

Mustahil rasanya jika waktu dapat diputar kembali, tapi aku selalu berdoa untuknya.
Tuhan...
Tempatkan dia di sisi-Mu.
Di tempat yang maha mulia, di istana surga-Mu.

Ini tentangku, seorang pemuda, seorang kakak bagi adik-adiknya, seorang adik bagi kakak-kakaknya, seorang paman bagi keponakan-keponakannya, seorang keponakan bagi paman dan bibi, seorang anak bagi kedua orangtuaku, juga seorang ‘Aep Hari Septiana Riyadi’ yang tidak patut ditiru dan dijadikan teladan dalam laku budi, tutur kata serta kenyataan sehari-hari.

Lewat ini aku beranikan diri mengungkapkan isi hati.
Lewat ini pula aku ingin sedikit berbicara tentang kejujuran.
Biarlah lagi aku seperti domba tanpa tuan, tak terjaga di padang luas kehidupan.

10 Komentar

12 September 2009 pukul 09.49

sedih bacanya,semoga almarhum diterima disisi-Nya.
dan Anda menjadi panutan bagi adik2, keponakan2 yang lain.

13 September 2009 pukul 15.04

well, beliau pasti bangga memiliki anak sepertimu...... =)

13 September 2009 pukul 20.52

keluarga kamu pasti bangga udah punya kamu, termasuk Q jg bangga udah bsa kenal sma kamu!!!

14 September 2009 pukul 00.39

semoga Allah senantiasa mengampuni dosa bapak kamu ya..meskipun bapak telah lama tiada namun segala kenangan bersama beliau tetap terukir indah di hati kamu dan ibumu. Senang aq bisa berkenalan dengan kamu. sukses selalu buat kamu. Pasti keluarga besar bangga mempunyai anak, abang, paman seperti kamu ^_^

14 September 2009 pukul 02.19

Terharu aku membacanya.... Semoga almarhum diterima di sisiNYA, dan sobat senantiasa diberikan kekuatan sehingga dapat menjadi panutan bagi keluarga dan sesama...
Survive :)

14 September 2009 pukul 06.58

semoga almarhum diterima disisinya...
tabah ya...

14 September 2009 pukul 22.32

Titip rindu buat ayah....

14 September 2009 pukul 22.48

Terharu saya Hikzzz

Anonim
16 September 2009 pukul 08.25

hi friend plz add me & drop a mesg i will add u

1 April 2011 pukul 00.59

Doa anak yang shalih adalah hal yang sangat berharga...

Posting Komentar

© 2008 - 2012 | aephobia
0, 0