kau dan lembayung senja

Kehidupan tidak punya wajah, apalagi berwajah dua
Bukan seperti kau bicara harga diri,
Bukan pula kau cari jati diri
Siang bermukena, malam terbuka dada

Pulang sana...
Jangan teruskan kau punya langkah kaki
Tubuh kau layu bunga, siapa sudi ?
Bersyukurlah atas helaan nafas selama ini

Dahulu kau intan berharga, dielu dan dipuja-puja
Kini laksana sampah saja, dibuang tiada guna
kau beranjak tua, masa muda yang kau bangga
Perlahan menjauh pergi, meninggalkan diri

Pulanglah sana...
Mengemis maaf, bagi setumpuk khilaf
Selagi masih tersisa waktu untuk membuatnya berbeda
Sebelum kesempatan berwujud perasaan sesal tiada tara

9 Komentar

18 Desember 2009 pukul 21.26

mudah-mudahan masih sempat meminta maaf sebelum kesempatan berwujud perasaan sesal tiada tara

18 Desember 2009 pukul 21.27

penuturan yang berbeda, salut deh,....nulis lagi ya...

20 Desember 2009 pukul 12.06

Good article, I hope you comment me back on my blog, thanks

21 Desember 2009 pukul 18.13

Wach nyaman bgt sob berkunjung disini dan selalu ada yang baru,keep posting and keep in touch my friend...:D

22 Desember 2009 pukul 02.39

Wach...memprihatinkan bgt sob puisinya

Anonim
22 Desember 2009 pukul 05.51

indahnya mawar berduri
yang menyayat hati
tidak semua manusia seperti kelihatanya
karena
hidup adalah misteri
... kaburr...

22 Desember 2009 pukul 21.28

wah puisimu ini berbeda dgn yg biasanya bro, memang waktu dan kesempatan itu sangat terbatas, seringya sadar dan menyesal itu terlambat datangnya..btw awardmu dah tak pajang di post yg dulu bro "The Poet" tq b4

23 Desember 2009 pukul 19.46

Nice Poems
Romantis banget ya..
wah blognya keren abis deh

24 Desember 2009 pukul 04.51

Siang bermukena, malam terbuka dada
kadang ada juga malam terbuka dada siang bermukena,, hehe nice post sob..

award dari sobat sudah sy terima,bila berkenan ambil award dariku ya,,mksh

Posting Komentar

© 2008 - 2012 | aephobia
0, 0