Jalan-jalan dimana bangkai awan tergeletak di tanah
Aroma tak sedap dan anyir menyisir dedaunan
Semoga lekas turun hujan sebelum matahari membakar
Siramkan pada rumput kering yang berbaris di taman sana,
Yang ikut berduka sejak pagi buta
Sebelah pojok di antara tumpukan kardus-kardus bekas
Tubuhnya membiru, sudah bagai sampah di lantai basah
Pun...
Kutahu dari kerumunan orang-orang
Katanya semalam ia berjuang sendirian
Tapi hidup mengalahkannya pada keabadian
Aroma tak sedap dan anyir menyisir dedaunan
Semoga lekas turun hujan sebelum matahari membakar
Siramkan pada rumput kering yang berbaris di taman sana,
Yang ikut berduka sejak pagi buta
Sebelah pojok di antara tumpukan kardus-kardus bekas
Tubuhnya membiru, sudah bagai sampah di lantai basah
Pun...
Kutahu dari kerumunan orang-orang
Katanya semalam ia berjuang sendirian
Tapi hidup mengalahkannya pada keabadian
10 Komentar
wau sulit bagiku memahami makna puisimu yg sebenarnya bro...tapi aku suka analogi yang kamu pakai "jalan-jalan dimana bangkai awan tergeletak ditanah" :)
hiks...sedih bacanya...
penyampaiannya bagus sekali...
nulis lagi ya!
hmmmm, setiap rangkaian kalimat selalu membuatku terkagum, ada manusia kreatif dibaliknya.
Nice post friend and i'm very interested,keep posting with smile...:D
I like your post my friend and keep posting,await visit me back with $mile from you...:D
Wach mantaf sob postingnya,salut dach gw ama puisinya selalu update juga dan ditunggu posting selanjutnya nich...:D
nice poem bro..maaf ya baru mampir, izin follow skalian..
wach...puisinya lagi merindukan hujan yach sob?
bagus puisinya
thanks ya salam kenal Astaga.com lifestyle on the net
Posting Komentar