Mendung pagi

Jalan-jalan dimana bangkai awan tergeletak di tanah
Aroma tak sedap dan anyir menyisir dedaunan
Semoga lekas turun hujan sebelum matahari membakar
Siramkan pada rumput kering yang berbaris di taman sana,
Yang ikut berduka sejak pagi buta

Sebelah pojok di antara tumpukan kardus-kardus bekas
Tubuhnya membiru, sudah bagai sampah di lantai basah
Pun...
Kutahu dari kerumunan orang-orang
Katanya semalam ia berjuang sendirian
Tapi hidup mengalahkannya pada keabadian

10 Komentar

8 Desember 2009 pukul 18.43

wau sulit bagiku memahami makna puisimu yg sebenarnya bro...tapi aku suka analogi yang kamu pakai "jalan-jalan dimana bangkai awan tergeletak ditanah" :)

9 Desember 2009 pukul 01.08

hiks...sedih bacanya...

9 Desember 2009 pukul 01.12

penyampaiannya bagus sekali...
nulis lagi ya!

9 Desember 2009 pukul 04.51

hmmmm, setiap rangkaian kalimat selalu membuatku terkagum, ada manusia kreatif dibaliknya.

9 Desember 2009 pukul 14.17

Nice post friend and i'm very interested,keep posting with smile...:D

9 Desember 2009 pukul 14.23

I like your post my friend and keep posting,await visit me back with $mile from you...:D

9 Desember 2009 pukul 14.26

Wach mantaf sob postingnya,salut dach gw ama puisinya selalu update juga dan ditunggu posting selanjutnya nich...:D

10 Desember 2009 pukul 01.26

nice poem bro..maaf ya baru mampir, izin follow skalian..

10 Desember 2009 pukul 04.25

wach...puisinya lagi merindukan hujan yach sob?
bagus puisinya

10 Desember 2009 pukul 05.02

thanks ya salam kenal Astaga.com lifestyle on the net

Posting Komentar

© 2008 - 2012 | aephobia
0, 0